Rabu, 24 April 2013

Mengenal Musnad al-Humaidi: Salah Satu Kitab Musnad Hadits Tertua



Oleh Syukron Affani, M.S.I


A.    Pendahuluan
Peran Nabi Muhammad SAW demikian krusial dalam Islam. Tugasnya sebagai "duta" Tuhan memberinya peran sentral dalam agama "bungsu" di dalam "trah" Abrahamic religion. Deskripsi mengenai betapa urgensinya status Rasulullah dapat dilihat dari direkamnya "semua" hal yang "berasal" darinya. Hal tersebut bukan hanya menandai keistimewaan Rasulullah tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya ia sebagai panutan terutama bagi umat Islam.
Prilaku Rasulullah sebagai uswatun hasanah pada mulanya lebih banyak direkam langsung oleh lingkungannya melalui tindakan-tindakan praktis para sahabat dan tabiin. Dokumentasi tekstual juga dilakukan meski bersifat individual dan tidak untuk kepentingan massal. Barulah pada kurun 1 abad kemudian, dokumentasi tekstual mulai menggeliat dan ditabuh gongnya oleh khalifah Umar bin Abd al-Aziz pada abad II H untuk kepentingan kodifikasi yang lebih serius.
Secara gradual catatan mengenai tindak-tanduk Rasulullah, menjadi preseden hukum Islam yang lebih meyakinkan. Ada banyak kegiatan pencatatan hadis yang terus digiatkan bukan semata-mata untuk kepentingan pelestarian filologis melainkan terutama sebagai kanun hukum.Tidak butuh waktu terlalu lama untuk menjadikan tindak-tanduk Rasulullah (baca: hadis) menjadi sebuah disiplin kajian tersendiri dengan kelengkapan-kelengkapan perangkat keilmuannya yang terus disempurnakan.
Catatan mengenai hadis-hadis Nabi dilakukan oleh banyak orang dan mengambil banyak bentuk yang dikemudian hari diformulasikan ke dalam istilah-istilah seperti al-jami', al-sahifah, al-mu'jam, al-sunan, al-risalah, al-athraf, al-arba`in, al-musannaf,al- ajza`, al-mustadrak, al-mustakhrajat, dan al-musnad. Istilah-istilah tersebut merujuk pada kumpulan hadis dari aspek kualitas hadis, kelengkapan hadis, dan sistematikanya. Sedangkan musnad sendiri merujuk pada sekumpulan hadis yang bersumber dari para sahabat, misal riwayat Abu Bakar dengan mata rantai transmisi yang beragam.[1]
Tulisan ini akan membahas profil kitab hadis kompilasi dari seorang tokoh yang dikenal dengan nama al-Humaidi. Untuk kepentingan ini, di hadapan penulis terdapat dua naskah kitab hadis al-Humaidi yang diedit oleh dua sarjana, Habiburrahman al-A`dzami dan Husain Salim Asad al-Daraniy. Selain membahas kitab hadis al-Humaidi, Tulisan ini juga akan membahas seperti apa dua editor di atas menghadirkan kitab hadis al-Humaidi kepada para pembaca.
Lebih lengkap terkait Musnad Hadits al-Humaidi ini, silahkan download di Ka'dintoh.


[1] Lihat kata pengantar dalam Abu Bakar Abdillah bin al-Zubayr, al-Musnad al-Humaidi, Ed. Habiburrahman al-A`dzami, (Madinah: al-Maktabah al-Salafiyah, tth), hlm. 49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar