Rabu, 17 April 2013

Mengenang Suasana Ngabuburit Puasa Ramadhan Tahun 2004 di Yogyakarta



"Pasar Kembang" di Krapyak

 Oleh Syukron Affani


---Lautan jilbab dan hilir-mudik kendaraan ramai lalu-lalang di sepanjang jalan KH.Ali Maksum Krapyak Sewon Bantul. Simpul kepadatan akan dirasakan di ruas jalan kawasan Pondok Pesantren Krapyak tersebut pada sore pukul 16.00 WIB. Santri putra dan putri, muda-mudi dan masyarakat tumpah-ruah ngabuburit ria menunggu bedug buka puasa. Banyak aktifitas dilakukan mulai dari membeli makanan seperti kolak, buah, es, gorengan, makanan bakar dan nasi hingga sekedar melepas hawa dan pandang.
            Pesantren Krapyak yang terletak sekitar 3 km sebelah selatan Kraton Ngayokjokarto Hadiningrat dan 500 m sebelah utara ring road selatan Kota Yogyakarta. Pesantren Krapyak didirikan oleh KH. Munawwir dan saat ini berada dalam asuhan KH Zainal Abidin Munawwir dan KH. Attabik Ali Maksum. Santri putra-putri Pesantren Krapyak berjumlah kurang lebih 3500 orang. Tak heran bila di jalan KH. Ali Maksum para santri menyemut bila tiba waktu ngabuburit.
            Jalan-jalan sore sembari menunggu bedug Maghrib untuk berbuka puasa sudah menjadi kebiasaan terutama bagi para muda-mudi. Demikian juga di Pesantren Krapyak. Sore hari di kawasan pesantren tersebut menjadi istimewa dengan banyaknya santriwati yang berseliweran. Sejauh mata menebar pandangan yang terlihat adalah wajah-wajah manis berjilbab yang hilir-mudik. Kembang-kembang ranum dari Pesantren Krapyak itu menebar wangi di sore bulan Ramadhan. Sebut saja Rima Widyasari, 20, cewek ayu salah satu santriwati Krapyak. Ia tiap sore di bulan puasa ini tidak pernah absen ngabuburit di jalan KH. Ali Maksum. Apalagi jalan tersebut tepat di depan asramanya. Menurut penuturan Rima, Ramadhannya akan kurang berkesan tanpa menikmati keramaian suasana sore di jalan depan pondoknya itu. “Kalo bulan puasa yang aku rindukan ya suasana ini,” ujarnya menunjuk lalu-lalang teman-teman pondoknya. Sebenarnya sudah biasa pada hari-hari di luar bulan Ramadhan santriwati Krapyak keluar ke jalan tapi di bulan Ramadhan menjadi berbeda karena seluruh santriwati keluar di saat dan waktu yang sama yaitu menjelang berbuka. Demikian penuturan Umi Fayumi, 24, seorang santriwati Krapyak yang sedang sibuk memborong kolak buat teman-teman diasramanya. 
Ungkapan yang menegaskan dilontarkan oleh Amin Thohari, 28 dan Ahmad Puyeh, 29, dua santri yang sudah bongkotan di Pesantren Krapyak. Bahkan keduanya mengakui dengan terus-terang, hampir setiap bulan Ramadhan jarang melepaskan kesempatan cuci-mata dengan jalan-jalan sore di jalan KH Ali Maksum. “Kayak pasar aja,” tutur Amin yang akrab dipanggil Minto ini. Puyeh dengan bercanda memberikan ilustrasi mendukung penilaian Minto tersebut. “Tuh, liat Malioboro. Sepi kan kalo sore? Semuanya pada ngabuburit disini, pasar sore Krapyak” ujar Puyeh terkekeh-kekeh.
            Pasar dadakan Krapyak seperti yang disebut oleh Minto dan Puyeh tadi karena kehadiran banyaknya penjual makanan ta'jil  (makanan pembuka buka puasa) semisal kolak, buah, es, korma dan lainnya. Penjual-penjual itu berjejer berjejal-jejal di pinggir jalan. Tidak hanya masyarakat yang terlibat, beberapa santri dan santriwati juga tidak mau kalah turut meramaikan "pasar sore" dadakan tersebut. "Wah, ini bukan dagangan saya pribadi. Dagangan patungan temen-temen, Mas." Terang seorang "pedagang" kolak. Tetapi tidak seperti yang lain, para "pedagang" santri tadi lebih rileks dan terkesan tidak begitu peduli dengan barang dagangannya. Mereka mengaku tidak terlalu ngoyo menjual kolak-kolaknya. "Ini cuma sekedar mengisi waktu sore aja kok. Ne' ra payu nanti bisa dibawa ke musholla,” ungkap Umar, santri yang masih dibangku Aliyah Madrasah Ali Maksum Krapyak ini.
Bulan Ramadhan memang senantiasa menghadirkan nuansa yang berbeda dari hari-hari biasa pada bulan lain. Selain ritualitas religius yang marak, masyarakat juga memanfaatkan momentum disela-sela waktu ibadah untuk “melarikan” rasa lelah dan lapar dengan jalan-jalan disore hari. Tak ayal beberapa titik kawasan di Yogyakarta seperti, alun-alun selatan, lembah UGM dan beberapa titik sentra kawasan lain kampus terlihat ramai.
Keriuhan Ramadhan di sekitar Krapyak akhir-akhir ini (2009) semakin meriah setelah Masjid Jogokaryan sebagai masjid termaju mengalahkan al-Syuhada’, turut menggelar bazar Ramadhan. Jalan Jogokaryan terletak di sebelah timur Pesantren Krapyak. Barangkali banyak jalan-jalan di Yogyakarta yang tak kalah ramai saat sore Ramadhan, tetapi Krapyak tetap yang paling spesial, for me.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar