Rabu, 01 Mei 2013

PAHLAWAN, JANGAN LAGI KARENA SENJATA


Oleh Syukron Affani



Jaman terus bergerak. Dahulu sejarah peradaban dunia adalah sejarah yang dibangun dengan kepahlawanan berdarah. Senjata dan semangat ksatria sontak dalam satu alur perjuangan. Kalah mengalahkan dilakukan dengan cara merebut kemenangan yang gelimangan darah dan gelimpangan jiwa. Membangun sebuah masyarakat ditempuh dengan trik dan intrik saling mengorbankan jiwa. Dan pemenangnya adalah pahlawan. Sedangkan mereka yang kalah adalah pecundang.
            Kini, cara-cara kekerasan demi membangun suatu peradaban seharusnya tidak lagi dijalankan. Tengok saja bagaimana kekerasan senjata atas nama perdamaian dan demokrasi memakan banyak korban dan memporak-porandakan Afghanistasn dan Irak. Keinginannya hendak menegaskan diri sebagai pahlawan tetapi yang didapat tak ubahnya pecundang. Kekerasan selalu berbuntut kekerasan yang lain. Yang menang ataupun yang kalah, sama-sama harus berkorban dengan sangat melelahkan. Kapan membangunnya?
            Mahatma Gandhi harus terus dihidupkan. Gandhi memberikan contoh yang tauladan seperti apa berjuang demi bangsanya tanpa kesia-siaan kekerasan. Jelas ia pahlawan bagi peradaban India dan Gandhi lakukan semuanya tanpa senjata apapun ditangan! Ia memperjuangkan nasib bangsanya dengan ketulusan, kesabaran, optimis, rasa cinta, dan anti kekerasan. Ia sendiri bukan tidak terancam kesalamatan jiwanya tapi ia sangat yakin terhadap cara yang hendak ditempuhnya.
            Bangsa kita Indonesia harus mengambil pelajaran dari bagaimana sejarah kekerasan ditanah air ini selalu menghambat pembangunan. Konflik senantiasa berbalas konflik dan tidak pernah ada yang melahirkan pahlawan. Aceh, Ambon, Maluku, dan Papua merupakan gambaran kawasan konflik dimana senjata dan semangat berperang dianggap suatu sikap kepahlawanan. Padahal yang terjadi adalah kepiluan, kesedihan, dan ketakutan yang mendalam.
Membangun bangsa dengan prestasi
            Pahlawan yang kini dielu-elukan tidak saja oleh bangsa kita Indonesia yang masih terengah-engah ini adalah sosok yang mampu mewujudkan perdamaian, kesejahteraan, dan kemakmuran. Pahlawan adalah siapapun yang mampu membawa perubahan martabat manusia ke arah yang lebih beradab dan berbudaya. Tidak ada alasan lagi bahwa demi tujuan itu cara-cara angkat senjata dan mengobarkan semangat kekerasan sebagai salah satu jalan di era ini. Pahlawan bukan lagi karena menang diatas penderitaan orang lain. Bahkan pahlawan tidak lain mereka yang bersedia kalah demi kebahagian orang lain.
            Lihat saja di Bangladesh, sosok Muhammad Yunus yang mampu menjadi loko perubahan kehidupan masyarakat di sana yang tidak saja sengsara karena kemiskinan tetapi juga sebab pertikain elit politik yang tak berkesudahan. Sang professor ekonomi itu merelakan baktinya untuk memperjuangkan kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik dengan mendirikan bank Gramen. Kepeduliannya memberdayakan masyarakat Bangladesh yang rata-rata miskin mengantarkan masyarakat pada keadaan ekonomi yang baik yang barangkali mustahil mereka rasakan saat ini.
            Ditengah situasi politik yang memiliki potensi kekerasan sangat kuat, Muhammad Yunus tidak berpikir untuk membantu masyarakat agar memiliki keahlian menggunakan senjata. Senjata bagi Muhammad Yunus bukan jalan keluar melainkan bagian dari akar masalah. Semangat ksatrianya, ia gunakan untuk memikirkan dan menjalankan agenda perubahan ekonomi mendasar masyarakat tidak mampu yang dijerat rentenir. Muhammad Yunus tidak bermimpi menjadi pahlawan tapi faktanya kini ialah pahlawan masyarakat miskin Bangladesh. Pahlawan tanpa senjata tetapi penuh jasa.
            Kita juga merindukan pahlawan macam Muhammad Yunus. Bukan orang yang sok pahlawan tapi hanya mengobarkan retorika dan mengobarkan luka bagi orang lain. Kita butuh pahlawan yang memahami betul arti perdamaian, kesejahteraan, dan kebahagiaan kita sebagai manusia yang cinta damai dan senantiasa ingin dalam kedamaian. (Ditulis saat kuliah Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2006)
 

1 komentar:

  1. The Poker Rooms at The Hollywood Casino at Penn National
    The Hollywood Casino 안양 출장샵 at Penn National 경상남도 출장안마 Race Course. The Hollywood Casino at 시흥 출장마사지 Penn National Race Course 계룡 출장샵 is one of the fastest growing  Rating: 4.2 · 수원 출장마사지 ‎5 reviews

    BalasHapus