Oleh Syukron Affani
Jaman terus bergerak. Dahulu
sejarah peradaban dunia adalah sejarah yang dibangun dengan kepahlawanan
berdarah. Senjata dan semangat ksatria sontak dalam satu alur perjuangan. Kalah
mengalahkan dilakukan dengan cara merebut kemenangan yang gelimangan darah dan
gelimpangan jiwa. Membangun sebuah masyarakat ditempuh dengan trik dan intrik
saling mengorbankan jiwa. Dan pemenangnya adalah pahlawan. Sedangkan mereka
yang kalah adalah pecundang.
Kini,
cara-cara kekerasan demi membangun suatu peradaban seharusnya tidak lagi
dijalankan. Tengok saja bagaimana kekerasan senjata atas nama perdamaian dan
demokrasi memakan banyak korban dan memporak-porandakan Afghanistasn dan Irak.
Keinginannya hendak menegaskan diri sebagai pahlawan tetapi yang didapat tak
ubahnya pecundang. Kekerasan selalu berbuntut kekerasan yang lain. Yang menang
ataupun yang kalah, sama-sama harus berkorban dengan sangat melelahkan. Kapan
membangunnya?
Mahatma
Gandhi harus terus dihidupkan. Gandhi memberikan contoh yang tauladan seperti
apa berjuang demi bangsanya tanpa kesia-siaan kekerasan. Jelas ia pahlawan bagi
peradaban India
dan Gandhi lakukan semuanya tanpa senjata apapun ditangan! Ia memperjuangkan
nasib bangsanya dengan ketulusan, kesabaran, optimis, rasa cinta, dan anti
kekerasan. Ia sendiri bukan tidak terancam kesalamatan jiwanya tapi ia sangat
yakin terhadap cara yang hendak ditempuhnya.
Bangsa
kita Indonesia
harus mengambil pelajaran dari bagaimana sejarah kekerasan ditanah air ini
selalu menghambat pembangunan. Konflik senantiasa berbalas konflik dan tidak
pernah ada yang melahirkan pahlawan. Aceh, Ambon,
Maluku, dan Papua merupakan gambaran kawasan konflik dimana senjata dan
semangat berperang dianggap suatu sikap kepahlawanan. Padahal yang terjadi
adalah kepiluan, kesedihan, dan ketakutan yang mendalam.
Membangun bangsa dengan
prestasi
Pahlawan yang kini dielu-elukan tidak saja oleh
bangsa kita Indonesia
yang masih terengah-engah ini adalah sosok yang mampu mewujudkan perdamaian,
kesejahteraan, dan kemakmuran. Pahlawan adalah siapapun yang mampu membawa
perubahan martabat manusia ke arah yang lebih beradab dan berbudaya. Tidak ada
alasan lagi bahwa demi tujuan itu cara-cara angkat senjata dan mengobarkan
semangat kekerasan sebagai salah satu jalan di era ini. Pahlawan bukan lagi
karena menang diatas penderitaan orang lain. Bahkan pahlawan tidak lain mereka
yang bersedia kalah demi kebahagian orang lain.
Lihat
saja di Bangladesh,
sosok Muhammad Yunus yang mampu menjadi loko perubahan kehidupan masyarakat di sana yang tidak saja
sengsara karena kemiskinan tetapi juga sebab pertikain elit politik yang tak
berkesudahan. Sang professor ekonomi itu merelakan baktinya untuk
memperjuangkan kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik dengan mendirikan
bank Gramen. Kepeduliannya memberdayakan masyarakat Bangladesh yang rata-rata miskin
mengantarkan masyarakat pada keadaan ekonomi yang baik yang barangkali mustahil
mereka rasakan saat ini.
Ditengah
situasi politik yang memiliki potensi kekerasan sangat kuat, Muhammad Yunus
tidak berpikir untuk membantu masyarakat agar memiliki keahlian menggunakan
senjata. Senjata bagi Muhammad Yunus bukan jalan keluar melainkan bagian dari
akar masalah. Semangat ksatrianya, ia gunakan untuk memikirkan dan menjalankan
agenda perubahan ekonomi mendasar masyarakat tidak mampu yang dijerat rentenir.
Muhammad Yunus tidak bermimpi menjadi pahlawan tapi faktanya kini ialah
pahlawan masyarakat miskin Bangladesh.
Pahlawan tanpa senjata tetapi penuh jasa.
Kita
juga merindukan pahlawan macam Muhammad Yunus. Bukan orang yang sok pahlawan
tapi hanya mengobarkan retorika dan mengobarkan luka bagi orang lain. Kita
butuh pahlawan yang memahami betul arti perdamaian, kesejahteraan, dan
kebahagiaan kita sebagai manusia yang cinta damai dan senantiasa ingin dalam
kedamaian. (Ditulis saat kuliah Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2006)
The Poker Rooms at The Hollywood Casino at Penn National
BalasHapusThe Hollywood Casino 안양 출장샵 at Penn National 경상남도 출장안마 Race Course. The Hollywood Casino at 시흥 출장마사지 Penn National Race Course 계룡 출장샵 is one of the fastest growing Rating: 4.2 · 수원 출장마사지 5 reviews